03 Juli 2008

Syanita Cepat Tanggap 1

Suatu hari kami menginap di rumah nenek dan Aki Enang (mertua saya) di Soreang. Keesokan harinya, kami siap pulang. Tiba-tiba suami saya mendadak lemas. Akhirnya dia malah tiduran. Padahal Syanita sudah ingin pulang ke rumah Aki. Dia menangis.
“Mpap, jangan sakit, aku mau pulang!” katanya.
Tapi suami saya tidak bergeming. Malah tidur.
“Nggak kuat, nanti aja pulangnya.” Suami saya berkata.
Syanita menangis. Nenek jadi khawatir. “Ya udah, Syanita pulang sama Aki Enang aja ya!” kata Nenek.
“Nggak mau, mau sama Mpap, sama Ibu!”
Wah repot kalau sudah begitu. Saya bujuk Syanita, “Kalau mau pulang sekarang, sama Aki Enang. Kalau mau sama Mpap, nanti sore kalau Mpap nggak lemes badannya!” Syanita berteriak, “Mau sekarang sama Mpap sama ibu!”
Akhirnya saya mencari akal agar dia mau pulang dibonceng Aki Enang karena saya juga khawatir melihat suami. “Syanita, kita pulang duluan terus ke rumah Revi, terus kita ke Soreang sama Om Ale jemput Mpap pake mobil Om Ale. Kasihan tuh Mpapnya sakit, harus naik mobil. Ya?”
Dengan cepat Syanita menjawab, “Telpon aja Om Alenya, suruh datang ke sini jemput Mpap!”
Saya melongo. Nenek tertawa lepas. “Pinter banget jawabannya!” kata Nenek. Saya tidak menyangka Syanita akan menjawab seperti itu. Itu adalah jawaban yang jitu. Meski ingin tertawa, saya pura-pura tidak mengerti maksudnya. Lalu saya mencari akal lagi.
“Gini sayang, Mpap kan sakit, kita beliin obatnya yuk, di apotik, perginya sama Aki Enang ya! Biar Mpap sembuh!” saya membujuknya.
Lagi-lagi Syanita menjawab dengan cepat, “Ibu aja yang beli obat ke apotik, aku tunggu di sini sama nenek!”
Lagi-lagi nenek tertawa terbahak-bahak dan berkata “Ih, pinter amat jawabnya!” Lagi-lagi saya melongo, tidak menyangka Syanita akan menjawab begitu. Akhirnya saya menyerah. Tidak lagi membujuk-bujuk Syanita pulang dengan Aki Enang. Saya lalu menawari suami makan lagi. “Makan banyak terus tidur dulu, mudah-mudahan nggak lemes lagi!” kata saya. Suami menurut. Alhamdulillah, setelah makan, kami bertiga tidur siang. Bangun sore hari, badan sangat segar, dan kami bisa pulang bertiga. “Gitu aja kok repot!” batin saya.

Tidak ada komentar: