16 November 2008

Syanita Suka Mesin Jahit

Mendiang ibu saya memiliki mesin jahit yang sudah lama kami titipkan di rumah seorang kerabat. Beberapa waktu belakangan saya teringat mesin jahit itu dan ingin mengambil kembali mesin jahit tua itu. Untungnya kerabat saya tidak keberatan karena memang tidak pernah menggunakannya lagi. Mesin jahit peninggalan almarhum ibu saya pun tiba di rumah. Melihat ada mesin jahit, mata Syanita terbelalak. “Ibu punya mesin jahit?” tanyanya.
“Iya, ini punya nenek. Sekarang mau ibu pake.” saya menjelaskan.
Lalu saya mengatakan kalau saya ingin membuat sprei dan baju Syanita. Anak kecil itu benar-benar antusias. Ia menelpon nenek dan aki, melaporkan bahwa di rumah kami sekarang ada mesin jahit. Syanita juga berkata kalau ibu ternyata pinter, bisa menjahit.
Ketika saya mencoba berlatih menjahit, Syanita memerhatikan saya. Dia terlihat senang sekali. Setelah saya selesai mencoba mesin jahit, dia berkata. “Ibu, aku seneeeeeeng sekali ibu punya mesin jahit. Aku seneeeeeng sekali lihat ibu menjahit.”
Saya hanya tersenyum, tapi diam-diam saya merasa bahwa dia sudah menyemangati saya agar lebih kreatif dan mau berkarya. Hmm... ngomong-ngomong saya kan memang lebih banyak menganggur.

Tidak ada komentar: