19 Juni 2008

Syanita Tidak Suka Argumentasi

Syanita senang sekali mendengarkan cerita saya. Cerita yang saya buat mendadak ketika dia hendak tidur, atau cerita dari buku-buku kesayangannya. Tidak jarang saya mengarang dongeng dengan ‘misi’ tertentu. Misalnya untuk melarang Syanita makan permen loli, saya membuat cerita tentang “Lolita yang sakit gigi tidak bisa main dengan teman-temannya.” Suatu malam, terlintas dalam benak saya untuk bercerita tentang anak yang tidak suka pergi berbelanja ke supermarket dan main di arena permainannya. Sengaja saya mengarang seperti itu karena anak saya sering memaksa saya dan suami ke supermarket “X” dekat rumah saya, untuk jajan, ke arena permainan anak dan makan di restoran fastfood. Setelah saya bercerita, Syanita tidak berkomentar apa-apa.

Kemudian saya bercerita tentang anak yang tidak suka main di King’s Fun World. Sengaja saya rekayasa seperti itu, karena saya pikir anak saya sudah terlalu ketagihan main di arena permainan di pusat-pusat perbelanjaan. Saya bercerita tentang anak yang suka main tetapi kalau diajak ke King’s Fun World, dia hanya main sebentar dan memilih pulang untuk main di lapangan dekat rumah bersama teman-temannya.

Selesai bercerita, Syanita hanya berkomentar seperti ini. “Tapi aku mah suka main di King’s! Ya udah, Bu, cerita si burung hantu aja!”

Saya terheran-heran dengan jawaban singkat dan permintaan Syanita. Saya pikir dia akan marah kepada saya karena bercerita tidak sesuai dengan keinginannya. Ternyata dia hanya meminta saya bercerita yang lain. Tapi saya jadi kagum juga kepada putri saya itu. “Rupanya Syanita tidak suka beradu argumentasi. Dia memilih jalan lain yang ‘aman’, daripada harus ‘berantem’ dengan saya!” Saya pikir, itu adalah langkah bijak! Ya, bijak juga dia! Daripada harus melawan atau memprotes saya, yang akhirnya membuat kami harus beradu argumentasi, mengalah dan meminta saya mengalihkan topik adalah pilihan yang aman. Setuju?

Tidak ada komentar: